Menjadi yang terbaik tanpa menginjak yang lain, suarakan tanpa pekikan

Get in Touch

Address

Jl. Mulia 2 No.1, RT 003 RW 007, Kota Tangerang

Phone

+62 812 9044 6970
Blog Image

Banten - Fenomena mantan fungsionaris KPU di beragam tingkatan mencalonkan diri dalam bursa pemilu bukan hal baru, di pemilu 2019 pernah terjadi, begitupun di pemilu 2024. Kali ini tim nutv.id berkesempatan melakukan wawancara dengan salah satu mantan Ketua KPU di Kota Tangerang, Sanusi yang mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Golkar dari Banten III. 

Sebelum memutuskan nyaleg, Sanusi sudah menjadi pengurus Golkar diakhir tahun 2022 lalu. Dan Berikut hasil wawancara kami dengan Sanusi, Caleg DPR RI dari partai Golkar nomor urut 6, pada jum'at (24/11/2023)

> DULU jadi wasit sekarang menjadi pemain, apaka tidak dilema dengan persfektif publik ? 

Setiap orang punya hak yang sama dalam politik. Dicalonkan atau Mencalonkan. Pertanyaan sederhana saya dulu begini.

Waktu jadi aktifitas enak rasanya jadi wartawan, karena aktifitas harus demo untuk melawan kebijakan, sedang wartawan menulis bisa langsung mempengaruhi perubahan kebijakan yang lebih berpihak ke masyarakat.

Manfaat lain jadi wartawan kita bisa bantu informasi lebih luas ketimbang aktifis. Meski tidak meninggalkan idealisme aktifis. Tapi saya terpikir, perubahan kebijakan lebih mudah dilakukan saat kita masuk sistem. Maka pilihan saya waktu itu adalah jadi ketua KPU untuk mengatur dan menerapkan regulasi penciptaan tokoh kebijakan publik, baik dewa, walikota, atau gubernur langsung dari rahimnya. Harapan saya tercipta pimpinan pimpinan pembuat kebijakan yang bersih.

Dari menjadi ketua KPU ini akhirnya saya sadar bahwa kebijakan lebih ada dan kuat di legislator atau eksekutor (ekskutif). Maka tidak ada salahnya pengalaman saya dengan melakukan upaya yang lebih jujur, bersih dan adil sebagai penyelenggara juga bisa saya praktekkan saat saya maju menjadi salah satu peserta kali ini.

Tujuan saya tetep edukasi. Kalau saat jadi penyelenggara saya berusaha adil dan meminta peserta juga berlaku baik, maka setidaknya ini bentuk tanggungjawab saya juga bisa memberikan contoh itu kepada masyarakat. Maju menjadi Legislator dan tetap menjaga ruh pemilu, bebas, umum, jujur, adil dan rahasia.

Intinya, manfaat lebih luas adalah jika kita ada dalam sistem. Bagi saya ini hasil ikhtiar dan bayangan saya. Semua jalan muaranya adalah bagaimana punya manfaat lebih luas.

Mulai dari aktifis, menjadi wartawan, lanjut ketua KPU, kini upaya menjadi dewan, jelas tujuannya manfaat lebih luas dan besar untuk masyarakat lebih baik. Klise namun itulah tujuan saya. Saya tidak khawatir apa kata orang, karena tujuan saya manfaat lebih luas. Apalagi sebagai santri, dan warga Nahdiyin, khidmad lebih luas, manfaat lebih luas itu tujuan kita berNahdhatul Ulama.

> KENAPA memilih menjadi legislator dengan maju sebagai caleg DPR RI via Golkar dibanten III ?

Pertama:

Dengan aktifitas di hampir seluruh wilayah Kota, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan saya diminta kawan kawan bisa bermanfaat lebih luas. Aktifitas saya saat jadi Mahasiswa tepatnya Himpunan Mahasiswa Tangerang (HIMATA) ruang aktualisasi saya memang hampir mencakup seluruh wilayah Tangerang Raya. Begitupun saat 5 tahun menjadi Wartawan kolega dan banyak kenalan dan mengenal saya juga merata mulai dari Utara, Timur, Selatan, Barat hingga Selatan Tangerang.

Kedua

Sebagai bagian dari pemuda yang memiliki harapan dan ingin memberikan manfaat luas, jelas pilihan ke DPR RI ini pilihan logis karena cakupannya yang luas juga. Saya sangat paham bahwa tidak banyak aktifitas dan anak muda seperti saya yang diberi kesempatan untuk maju ke DPR RI. Jangankan ke DPR RI, untuk maju tingkat kabupaten/kota saja masih sedikit ruangnya.

Tapi, setelah datang tawaran dari GOLKAR untuk mengisi salah satu dari 10 slot Caleg DPR RI, saya tidak ingin kehilangan kesempatan emas tersebut bagi aktifis dan pemuda seperti saya. Itu merupakan motivasi dan ujian sesungguhnya, bahwa kesempatan bisa datang untuk siapa saja dalam politik .

Dua alasan itu yang membuat saya memantapkan diri maju ke kontestasi PEMILU dan langsung ke DPR RI. Saya kira Partai dalam mengajukan calon juga punya pertimbangan khusus, apalagi sekelas Golkar dan DPR RI. ini juga bagian yang tidak bisa saya abaikan dan harus jadi motivasi kuat saya untuk memperebutkan 1 dari 10 kursi yang disediakan.

>PROGRAM andalan yang ditawarkan kepada pemilih ?

Setidaknya ada 6 program unggulan saya hasil diskusi dengan kawan kawan di Tangerang yang mendorong saya maju sebagai calon DPR RI.

1. Warung Ekonomi Kreatif Pemuda 

2. Bea Siswa Pendidikan Dasar untuk Siswa Tak Mampu

3. Pelestarian Budaya dan Peningkatan Kualitas Pariwisata

4. Akses Permodalan Usaha UMKM Bagi Santri dan Pemuda

5. Sekolah dan Kursus Kepemimpinan untuk Pelajar 

6. Pengembangan SDM dan Koperasi untuk Remaja Masjid

Semua ini bagi saya sangat mungkin direalisasikan dengan kita duduk di DPR RI. tidak muluk, walau tidak mudah tapi sangat mungkin. Karena alokasi dan programnya ada di pemerintah pusat, kementerian dan juga mungkin BUMN yang ada di pusat.

Lepas dari 6 program tersebut saya punya mimpi bersama kawan kawan bisa mendorong percepatan adanya Kampus Negeri di Tangerang. Karena saat ini belum ada, kalaupun ada hanya UIN Jakarta dan Universitas Terbuka keduanya ada di Tangsel.

Bagi warga kota dan kabupaten sangat butuh adanya kampus untuk bisa menambah khasanah pendidikan tinggi di Tangerang Raya ini.

>SOAL isu kecurangan yang bisa mendegradasi kepercayaan publik, bagaimana merespon ini ?

Saya melihat begini, di Golkar ini kebetulan saya diamanahkan sebagai salah satu Wakil Direktur di Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) DPP Partai Golkar. Tugas saya adalah selain mengedukasi saksi untuk mengamankan, mengawal, menjaga pemilih, menjaga TPS, dan menjaga suara, juga mengedukasi pemilih untuk bisa sama sama mengawasi proses pungut hitung di TPS.

Artinya, Golkar sangat konsen untuk mengajak partisipasi pemilih untuk memberikan suara mereka sekaligus mengawal proses sampai menjadi kursi. Makanya, sebagai ex ketua KPU saya hingga saat ini masih percaya bahwa peran partisipatif masyarakat yang teredukasi untuk menciptakan pemilu yang bersih jauh dari praktik manipulatif bisa diciptakan.

Syaratnya, ada edukasi yang cukup dan kesadaran tinggi. Nah, Golkar sedang menyusun ini. Khususnya ini ide yang kami bangun di BSNPG. Ciptakan TPS yang jauh dari praktek manipulatif. Saya masih yakin, indikator dan supaya kecurangan bisa dicegah dengan pengawasan yang ketat langsung dari masyarakat yang teredukasi. Itu tugas kami di BSNPG.

Pewarta :

Jaya

  • Tags:

Get in Touch

Terkini

add-image

Follow Us

Tags